Senin, 15 April 2013

Skripsi Harus Karya Sendiri

SKRIPSI adalah karya tulis ilmiah yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi sekaligus menjadi pembuktian secara akademis bagi mahasiswa sebagai syarat kelulusan untuk jenjang Strata Satu (S1).

Tapi, apa jadinya jika skripsi tidak dikerjakan sendiri oleh mahasiswa, melainkan hasil beli jasa skripsi?
Memanfaatkan jasa orang lain membuatkan skripsi selain mengeluarkan biaya besar, juga mencederai nilai-nilai akademis.

Dosen jurusan Ilmu Komunikasi Unhas, Drs Kahar M.Hum,
mengatakan, sangat tidak wajar jika ada mahasiswa yang melakukan hal seperti itu (beli skripsi, red). Menurutnya, skripsi itu harus murni dari pikiran dan hasil penelitian seorang mahasiswa.

"Yang namanya calon sarjana, salah satu pembuktian keberhasilannya dilihat dari buah pemikiran yang ia tuangkan melalui tulisan ilmiah, yakni skripsi. Jadi, semua mahasiswa dituntut membuat skripsi sendiri berdasarkan buah pemikirannya," ujarnya.

Kahar menambahkan, penguji pasti mengetahui jika skripsi yang diperiksanya hasil karya/pemikiran mahasiswanya atau bukan. "Saya harap, skripsi itu murni hasil pemikiran masing-masing agar semua mahasiswa memiliki kemampuan dan kualitas yang teruji," kuncinya. (ari)


Mahasiswa Harus Inovatif, Kreatif, dan Inspiratif

PADA umumnya, Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program intrakulikuler yang bertujuan memberikan pendidikan secara langsung atau bersifat nyata kepada mahasiswa. Pelaksanaannya pun di lokasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan melibatkan masyarakat, agar hasil dari KKN tersebut bisa diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata pula bagi masyarakat.

Karena pada dasarnya sasaran KKN itu sendiri adalah mahasiswa itu sendiri, masyarakat bersama pemerintah daerah atau institusi serta Perguruan tinggi. Namun kenyataannya ada beberapa mahasiswa juga masyarakat yang memandang KKN sebagai fomalitas semata.

Menurut Kepala Unit Pelayanan Terpadu Kuliah Kerja Nyata (UPT-KKN) Unhas, Dr Hasrullah MA, pandangan masyarakat terhadap KKN sebagai formalitas semata itu bisa saja betul. Maka dari itu, mahasiswa sekarang itu harus mempunyai persiapan atau basik sebelum mengikuti KKN. Selain itu, mempunyai program yang kreatif dan bermanfaat serta dapat diimplementasikan.

"Itu bisa saja benar jika mahasiswa hanya datang dan tidak membuat apa yang bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah. Olehnya, mahasiswa harus membuat program jangka panjang, kegiatan serta loka karya yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah yang bersinergitas dan bermanfaat dengan masyarakat agar masyarakat tidak bosan dan tidak memandang KKN sebagai formalitas semata," ujarnya.

Hasrullah menambahkan, mahasiswa itu harus mempunyai basik dan program yang matang sebelum melaksanakan KKN. "Intinya, mahasiswa itu harus inovatif, kreatif, inspiratif, interdisipliner dan multidisipliner agar KKN berbuah hasil yang memuaskan dan stigma masyarakat terhadap KKN itu tak lagi sebagai formalitas semata," tutupnya. (ari)

Senior Idolaku Cerdas dan Tampan

REPORTER : ARIE APRIADI SAPUTRA
EDITOR : ARSYAD HAKIM

SETIAP orang punya idola masing-masing. Entah itu karena sang idola memiliki paras cantik atau tampan, maupun sifatnya yang lembut dan penolong. Hal itu juga berlaku juga di dunia kampus. Selain dosen, terkadang mahasiswa juga sering mengidolakan senior!

Mengidolakan seorang senior itu bukan hanya karena wajahnya cantik atau ganteng. Bisa juga karena dia sopan dan lembut kepada juniornya serta mampu menjadi sosok yang patut dicontoh. Boleh disebut, senior adalah sosok yang juga berperan penting dalam mempersiapkan generasi selanjutnya.

Jenny Melany, mahasiswi Universitas Fajar (Unifa) jurusan Ilmu Komunikasi, mengaku kalau dia pernah punya senior yang dia idolakan. "Ada sih, waktu di awal semester dua. Tapi, sekarang sudah nggak pernah lihat dia lagi. Alasannya simpel, karena dia tuh orangnya rapi dan murah senyum," ungkap Juara Favorit Top Model Fajar FM 2012 ini.

Berbeda dengan Andi Chairiza Bahrun. Mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas) membeberkan kalau dia mengidolakan seniornya itu karena bakat dan prestasinya yang bagus.

"Punya. Saya mengidolakan dia karena prestasi dan bakat yang dia miliki. Kemampuan menulis yang dia miliki sangatlah hebat. Dia mampu menuangkan imajinasinya ke dalam sebuah tulisan sehingga dia mampu menghipnotis pembaca untuk tetap larut dalam tulisannya," urai juara 1 Lomba Desain Poster Islami FMI 2012 ini.

Terlebih lagi pencapaian yang telah diraih oleh seniornya membuat Chairiza semakin kagum. "Tak hanya itu, dia juga adalah seorang pimpinan redaksi penerbitan majalah himpunan. Dia juga mampu meraih sarjana dalam kurun waktu kuliah 3,5 tahun," tambah mahasiswi yang pernah masuk lima besar Karya Tulis Ilmiah (KTI) Pelopor Pelajar Keselamatan Berkendara Dinas Perhubungan (Dishub) 2012 ini.

Hampir sama disampaikan dengan Melany. Nuriiy Insani, mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Fakultas Hukum ini juga punya senior yang dia idolakan. Tapi bagi dia, sosok yang dia idolakan itu tak hanya tampan, melainkan harus mempunyai pengetahuan yang luas dan intelektual.

"Iya, saya punya senior yang saya idolakan. Saya mengidolakan dia karena bukan hanya wajahnya ganteng, tapi dia orang yang rapi serta bagi saya dia orang pintar, mempunyai wawasan luas dan pandai berinteraksi dengan masyarakat umum," ujar mahasiswi kelahiran Makassar, 17 September 1993 ini. (*)

Faktor Internal dan Eksternal

SEPERTI pada umumnya, tujuan seseorang kuliah adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pembelajaran tingkat lanjut dan gelar, lalu kerja di salah satu instansi pemerintah maupun swasta. Tapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa ada beberapa mahasiswa yang enggan untuk serius dalam kuliah, apalagi pengen cepat-cepat diwisuda.

Biasanya, mahasiswa seperti itu medapat sebutan Maba (mahasiswa abadi) atau Mapala (mahasiswa paling lama) dari mahasiswa-mahasiswa lainnya.

Menurut Faradillah Firdaus SPsi MA, tingkat Intelligence Emotional (IE) yang lebih besar daripada Intelligence Quotient (IQ) mendorong mahasiswa untuk lebih senang berorganisasi, bersosialisasi, bertukar pikiran dan melakukan kegiatan-kegiatan atau bergabung dengan Ormas daripada belajar.

"Nah, karena kesibukannya itulah yang terkadang menjadi faktor penyebab habisnya uang, tenaga, pikiran dan juga waktu sehingga kuliah terabaikan dan bukan prioritas lagi," ungkap dosen Psikologi UNM ini.

Anak Mami, kalau kita sering sebut, terkadang juga menjadi faktor kuliah lama. Rendahnya pengawasan dari orang tua (jauh dari ortu) terkadang kebebasan itu dimanfaatkan secara berlebihan. "Kerjanya maen, pacaran, begadang tiap malam, nongkrong sana-sini dan lain-lainnya," imbuhnya.

Selain itu, faktor internal dan eksternal juga sangat berpengaruh terhadap mahasiswa tersebut. "Faktor internal itu yakni motivasi atau niat dari dalam diri orang itu. Sedangkan faktor eksternal itu yakni lingkungan sekitar, kuliah dengan sebuah keterpaksaan, kuliah sambil menekuni hobi secara berlebihan, terlena dengan keadaan yang sudah bisa mendapatkan uang sendiri (kuliah sambil kerja) dan tidak adanya jaminan kerja setelah lulus kuliah," tutupnya. (ari)

Pentingnya Kata Maaf Diulas di UIT

MAKASSAR, FAJAR -- Dalam mewujudkan Trid Darma Perguruan Tinggi, Universitas Indonesia Timur (UIT) menggelar perkuliahan umum. Kegiatan yang dihadiri berbagai elemen mahasiswa maupun jurusan ini dilaksanakan di Kampus III UIT, Senin, 8 April.

Pada pembukaan, Dr Fuad Nashori memaparkan tentang pentingnya kata maaf. "Yang paling penting, memaafkan itu menguntungkan kita, sementara tidak memaafkan itu merugikan diri kita sendiri. Contohnya bisa berdambak dengan tubuh yaitu mudah terkenan penyakit jantung dan tekanan darah," ujar Fuad Nashori di depan para gabungan mahasiswa ini.

Kegiatan yang bertajuk "Pengembangan Karakter Bangsa" ini dinarasumberi oleh dosen Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Dr Fuad Nashori SPsi MSi yang ditemani Dekan Fakultas Psikologi UIT sendiri Andi Tadjuddin SPsi MSi MKes.

Tema "Pengembangan Karakter Bangsa" yang diusung Fakultas Psikologi beserta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIT ini mempunyai arti tersendiri di mata dekan Fakultas Psikologi UIT, Andi Tadjuddin SPsi MSi MKes. "Saya beserta BEM sengaja mengambil tema seperti ini dikarenakan Psikologi ini bisa menambah wawasan mengenai pemahaman karakter bangsa, yang bisa didasari atau dimulai dengan kata maaf sehingga dapat mencerahkan para mahasiswa atau orang-orang yang mengetahui pentingnya kata maaf tersebut," ujar Dosen yang akrab disapa Pak Andi ini.

Sebelum mengakhiri kuliah umum, Fuad Nashori berpesan bahwa umat manusia harus lebih tahu dan belajar memaafkan, sehingga emosi yang tadinya negatif bisa menjadi positif. (ari)

Minggu, 07 April 2013

Hobi Berbuah Prestasi

BUAH jatuh tidak jauh dari pohonnya, pepatah ini sepertinya cocok untuk Budiman Mansyur. Mampu mencerminkan prestasi yang dicapai oleh Budiman. Berawal dari kesenangannya terhadap olahraga, terus dan tumbuh hingga menggemari olahraga softball dan mencetak berbagai prestasi.

Awalnya, Budiman belum tahu bermain softball, tapi karena kecintaannya terhadap olahraga membuatnya ikut bergabung dengan ekskul softball saat dia masih sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kecintaannya dengan olahraga softball kemudian berlanjut ke kampus.

"Awalnya, saya bergabung di ekskul softball di sekolah saya, SMAN 3 Makassar dan lama kelamaan menjadi hobi dan sekarang sudah menjadi bagian dari aktivitasku," kata pria kelahiran Oktober 1992 ini.

Kuliah di Universitas Hasanuddin tidak menyurutkan niat Budiman untuk mempelajari Softball. Awalnya Budiman mengaku tidak pernah mendapat restu dari orang tuanya untuk bermain olahraga yang serupa dengan bisbol ini. Namun, karena tekad yang kuat dia kemudian bergabung dengan UKM Softball Universitas Hasanuddin.

"Awalnya sih orang tua tidak mendukung tapi setelah melihat beberapa prestasiku akhirnya saya didukung penuh," imbuhnya.

Mahasiswa Unhas jurusan Teknik Mesin ini menjelaskan bahwa usahanya selama ini berbuah manis berkat kerja keras dan kedisiplinannya yang tinggi. Sejumlah deretan prestasi dari pertandingan softball sudah ditorehkan selama bergabung di UKM Softball.

"Semuanya itu harus diawali dengan kerja keras dan kedisiplinan yang besar. Sama halnya dengan bersekolah, jika kita disiplin ke sekolah tiap hari, lama-lama akan menjadi bagian dari aktivitas dan hobimu," tutupnya. (ari)

BIODATA
Nama Lengkap    : Budiman Mansyur
TTL        : Makassar, 2 Oktober 1992
Orang Tua
Ayah        : H. Mansyur Halim, SE (Wiraswasta)
Ibu        : Hj. Darma Sanduh (Ibu Rumah Tangga)
Alamat        : Jln. Muh. Tahir BTN Kumala Permai Blok K6
Jurusan        : Teknik Mesin (Prodi Industri) Unhas

Prestasi Bersama Tim
Kejurnas Junior di Jakarta 2010
Juara 3 Unhas Cup III 2011
Juara 1 N33UQ Tournament Open 2012
Juara 1 Air Trans Cup 2012
Juara 1 Kejurnas Junior se-Indonesia di Manado 2012
Juara 2 Dees Knight Tournament di Manado 2013

Prestasi Pribadi
Lolos seleksi sebagai pemain inti Pra Pon Sulsel 2012



Mahasiswa Unhas Raih Penghargaan di China

MAKASSAR, FAJAR -- Lima mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ikut dalam Asian International Model United Nations (AIMUN) 2013 di China. Simulasi sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini diadakan oleh Peking University, Beijing selama empat hari, yakni dari 28 hingga 31 Maret lalu.

Sebanyak 69 Peserta mewakili negara yang ikut dalam simulasi tersebut. Sebut saja dari China, Pakistan, Amerika Serikat, Indonesia, Singapura, Mesir, Inggris, Korea Selatan, Rusia, Bangladesh, Jerman dan beberapa negara lainnya. Dari perwakilan Indonesia ada dua Universitas yakni Universitas Hasanuddin dan Universitas Dipenogoro.

"Mumpung saya dan teman-teman lagi berada di China untuk program beasiswa dan memang kami juga sudah membuat plan untuk ikut berpartisipasi dalam simulasi ini," ungkap Biondi Sanda Sima, mahasiswa Unhas jurusan Hubungan Internasional (HI).

Biondi yang mewakili Israel dalam komite UNICEF (United Nations Children’s Fund) berhasil meraih The Best Delegate Award. Sedangkan Sitti Marwah, mahasiswi Unhas jurusan HI yang mewakili Belgia dalam komite UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), menjadi The Best Position Paper bersama Vivi, mahasiswa Universitas Dipenogoro (Undip) Semarang.

Tiga lainnya yakni Putriasih Santoso, mahasiswi Unhas Jurusan HI yang mewakili Norwegia dalam komite UNEP (United Nations Environmental Programme), Nely Fadrianis Arafah dan Vika Mayasari Tana, mahasiswi Unhas jurusan HI yang mewakili Afghanistan dalam Sidang Umum PBB (General Assembly) pada Sidang Simulasi PBB tersebut. (ari)